AYODHYA-MANDURA
Seni

AYODHYA-MANDURA

43. AYODHYA-MANDURA oleh St. Wid

AYODHYA-MANDURA cerita ini diawali dengan Prabu Citradarma [putra Prabu Jisis, cicit Sang Hyang Sis] raja Magada wafat saat masih muda yang digantikan putranya Citragada. Terganjal ancaman ratu seribu negeri yang berebut meminang kakaknya Rara Citrawati maka Prabu Citragada mengirim utusan ke Mahespati memohon perlindungan Prabu Arjunasasra. Prabu Arjunasasra menikah dengan Wara Citrawati kelak punya putra Ruryana.

Nasib berkata lain Dasarata yang berniat jadi resi terlibat menolong Rara Kusalya. Ketika mengantar pulang ke Ayodhya ternyata tahta kosong karena Prabu Banaputra tewas saat melindungi putrinya Rara Kusalya dari Prabu Dasamuka maka segera Dasarata dinikahkan dengan Wara Kusalya dan dinobatkan menjadi raja Ayodhya kelak punya putra Regawa, jadi raja Ayodya bergelar Sri Rama.

Prabu Dasarata menikah lagi dengan Lara Sumitrawati putri sulung Prabu Ruryana dari Mahespati kelak punya putra Laksmana dan [Sa]terugna yang setia mendampingi kakak tirinya Regawa dan Barata.

Regawa dan Laksmana dua pangeran Ayodya yang amat dicintai rakyatnya ikut sayembara memperebutkan Putri Mantili dan menang berhasil menyunting Rara Sinta, pada saat pernikahannya Regawa diberi hadiah berbagai senjata khayangan yang dititipkan pada Begawan Kala [putra kedua Resi Wismasucandra] pengasuh Rara Sinta untuk disampaikan kepada satriya titisan Batara Wisnu.

Pulangnya dicegat Resi Parasurama yang mencari kesempurnaan sebab sudah bosan hidup. Perang tanding terjadi berakhir dengan tewasnya Resi Ramaparasu yang sukmanya diangkat menjadi dewa di khayangan bernama Batara Ramaparasu.

Sampai di Ayodya langsung diwisuda menjadi raja bergelar Prabu Sri Rama; berlanjut dengan kisah perang Ramayana. Selesai perang tetap menjadi raja Pancawati bergelar Prabu Sri Rama Wijaya dengan Wara Sinta kelak punya dua putra: Telawa kelak menjadi raja Ayodya mengganti pamannya Barata; dan Kusiya kelak menjadi raja Mantili mengganti tahta sang kakek Prabu Janaka ayah angkat Wara Sinta.

Kisah Sri Rama, Sinta, dan Laksmana selanjutnya ikuti episode-episode Ramayana.

Setelah perang dunia wayang III Ramayana, Laksmana menjadi raja sementara Alengka Diraja sedang Wibisana membangun kerajaan baru Singgelapura pengganti Alengka Diraja. Saat itu terjadi migrasi agung dari berbagai ras yang melintasi Alengka Diraja di bawah Laksmana yang sudah aman. Mereka semua ingin bermukim di Tanah Jawi [bukan Jawa] yang subur makmur dan beriklim bagai khayangan para dewa.

Prabu Kuntiboja [putra Ramatelawa, cucu Sri Rama] menjadi raja yang mengganti Ayodya menjadi Mandurareja. Prabu Kuntiboja I menikah dengan Wara Indrasmi punya putra Basukunthi.

Basukunti menjadi Prabu Kuntiboja II raja Mandurareja menikah dengan Wara Bandonsari putri Wirata punya empat anak: Basudewa, Rukma, Rara Kunti, dan Ugrasena.

Basudewa menjadi raja Mandurareja yang diubah dipendekkan menjadi Mandura. Prabu Basudewa nikah dengan Wara Mahindra punya dua putra Kakrasana dan Narayana. Menikah lagi dengan Lara Maerah terjadi kecelakaan yang kelak memecah keluarga. Dengan istri ketiga Rara Wandini yang nama dewasanya Lara Badrahini punya putri Rara Ireng.

Kecelakaan akibat Lara Maerah atau Mahira terjadi saat Prabu Basudewa berburu ke hutan. Ada raja raksasa Gorawangsa mengubah diri tampil seperti Prabu Basudewa. Setelah hamil Lara Maerah melahirkan bayi danawa yang dinamai Kangsa. Ketika dewasa Kangsa menuntut tahta Mandura dan ingin membunuh semua putra Basudewa. Segera mereka semua disembunyikan di pademangan Widara Kandang.

Setelah mampu membinasakan Kangsa, Kakrasana menjadi raja Mandura bergelar Prabu Baladewa. Narayana titisan Batara Wisnu setelah Sri Rama menaklukan raja raksasa Dwarawati dan menjadi raja di sana bergelar Prabu Sri Batara Kresna. Rara Ireng menjadi istri pernah adiknya Arjuna dengan nama dewasa Wara Sumbadra.

Rukma adik Basudewa menjadi raja Kumbina bergelar Prabu Bismaka dengan istri Wara Rumbini punya putri Rara Rukmini kelak jadi istri Narayana.

Rara Kunti adik Basudewa menggegerkan Mandura dengan kelahiran anaknya lewat telinga. Wara Kunti kelak jadi permaisuri Hastinapura, istri Prabu Pandu Dewanata, punya tiga putra Wijakanka, Wijasena, dan Wijanarka.

Ugrasena adik Basudewa menjadi raja Lesanpura bergelar Prabu Setyajid punya dua anak Rara Setyaboma kelak jadi istri Prabu Kresna dan Setyaki kelak jadi senapati Dwarawati.

Prabu Baladewa raja Mandura dengan Wara Erawati [putri sulung Prabu Salya raja Mandaraka] punya dua putra kurang dikenal perannya Wisata dan Wimuka.

Prabu Kresna raja Dwarawati dengan Istri pertama Wara Jembawati berputra Samba [tewas oleh Sitija] dan Gunadewa [ikut kakeknya Resi Jembawan]; istri kedua Lara Rukmini berputra Saranadewa [ujud raksasa mengasingkan diri] dan Partadewa jadi Resi Partajumena di Dadapaksi]; istri ketiga Lara Setyaboma berputra Setyaka [ikut kakek di Lesanpura dapat kasatrian di Tambak Wungkal, saat Baratayuda ditugasi menjaga uwaknya Baladewa di Grojogan sewu] dan Titisari [istri Irawan]; karena titisan Batara Wisnu otomatis jadi suami Lara Pertiwi punya dua putra Setija Bomanarakosura yang mengadu trah Kuntiboja dan Siti Sundari kelak istri Abimanyu.

Kelak 11 putra Setyaki dengan Lara Setyani tersisa Sanga-sanga jadi raja Dwarawati.

Nah dalam paparan cerita singkat AYODHYA-MANDURA teryata banyak tokoh-tokoh terkenal yang sering disebutkan oleh Dalang muncul. Dalam episode AYODHYA-MANDURA ,kita tahu Regawa ya Sri Rama raja Ayodhya, dan pada pemerintahan cucunya AYODHYA berganti nama MANDURAREJA atau Mandura.

Tetap semangat dan selamat beraktifitas lagi, tunggu lanjutannya dicanel Wayang Purwa ya.

Setyo Widodo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *