AWU-AWU- PLASAJENAR - MAGADA AWAL
Seni

AWU-AWU- PLASAJENAR – MAGADA AWAL

42. AWU-AWU – PLASAJENAR – MAGADA AWAL oleh St. Wid

Batara Wisnu saat menjadi raja Medangkamulan bergelar Prabu Sri Mahapunggung punya dua putra Rara Sri dan Sadana, mereka berdua menjadi lambang dan pelindung kesuburan di tanah Jawa. Dewi Sri di sini bukan Dewi Sri Widowati ibunya [istri Batara Wisnu yang menitis ke para ratu].

Sadana menjadi raja bergelar Prabu Sri Mahawan punya putra Kala.

Kala jadi resi (beda dengan Begawan Kala pelindung Rara Sinta) punya putra Sakra.

Sakra jadi resi punya putra Kisthira.

Kisthira jadi resi punya putra Swakunthastha.

Swakunthastha jadi resi punya putra Kistawa.

Kistawa jadi raja Awu-awu ke I punya putra Suprala

Suprala jadi raja Awu-awu II Prabu Suwala punya lima anak: Anggendara, Rara Anggendari, Arya Suman, Arya Sasabasata, dan Arya Gajagsa.

Anggendara jadi raja Awu-awu III tewas oleh Pandu kala ikut sayembara Rara Kunti.

Rara Anggendari bisa melupakan tewasnya sang kakak karena yakin berharap akan menjadi istri Pandu namun ternyata malah dipilih oleh Drestarasta kakak Pandu yang buta, marahlah Rara Anggendari dan ingat lagi almarhum kakaknya maka dia bersumpah anaknya kelak akan menumpas anak Pandu dan karena suaminya buta maka Lara Gendari selama hidup ikut menutup matanya.

Arya Suman adalah titisan Batara Drupara yang diusir dari khayangan karena ketahuan sering mengadu para batara. Balas dendam pada Pandu namun kalah hingga menyerahkan kakaknya Rara Anggendari untuk jadi istri Pandu namun ternyata malah dipilih jadi istri Drestarata kakak Pandu yang buta. Mengganti sang kakak, Anggendara yang mati oleh Pandu menjadi Prabu Suman dengan kerajaan diubah nama jadi Plasajenar.

Setelah Prabu Pandu wafat, Prabu Suman raja Plasajenar merangkap jadi patih Astina bernama Sengkuni mendampingi kakak ipar Prabu Drestarasta mulailah menjalankan rencana jahatnya bersama kakaknya Wara Gendari merebut tahta Hastina dan menumpas Pandawa dimulai dengan kisah perebutan Minyak Tala hingga taktik judi dadu untuk menyingkirkan Pandawa secara halus.

Arya Sasabasata dan Arya Gajagsa menjalankan pemerintahan Plasajenar namun yang jadi raja tetap sang kakak, Arya Suman. Mereka bertiga akhirnya tewas oleh Wrekudara pada hari terakhir perang Baratayuda.

BERALIH KE NEPALI. Prabu Newari raja Nepali [cucu A Dum, putra Sang Hyang Sis, kakak SH Nurcahya] punya dua putra Targani dan Jisis keduanya kelak jadi raja.

Prabu Targani jadi raja Manggala atau Padyampura punya putra Wismasucandra.

Prabu Jisis menjadi raja Magada punya putra Citradarma.

Wismasucandra jadi resi punya empat anak: Dasarata, Sumaresi, Kala, dan Sumaraja. Karena Dasarata dan Kala juga tidak mau jadi raja maka kerajaan sang kakek Padyampura dibagi dua: Pancawati lama untuk Prabu Sumaresi dan Dwarawati lama untuk Prabu Sumaraja.

Kala setelah membantu sang kakak Prabu Sumaresi mengalahkan Ditya Kumbakarna, adik Prabu Dasamuka, kemudian menjadi Begawan Kala yang karena hebat bertapanya dipercaya dewa untuk menyimpan berbagai senjata khayangan serta merawat bayi Rara Sinta yang kelak semuanya harus diserahkan kepada satriya titisan Batara Wisnu yang sudah keluar dari Prabu Arjunasasra raja Mahespati karena tenggelam dalam berduka berlarut-larut pindah ke putera Ayodya.

Kelak kerajaan Pancawati lama dibangun ulang oleh Sri Rama mantan raja Ayodya yang meraja di Pancawati baru bergelar Prabu Sri Rama Wijaya.

Kerajaan Dwarawati lama direbut Yudakalakresna putra Batara Isnawa [putra Batara Wisnu ke 4 dari istri ke 2] yang dikutuk dewa menjadi raksasa Ditya Rudramurti. Namun akhirnya pemerintahan danawa Dwarawati ditaklukan manusia bernama Narayana yang melebarkan Dwarawati menjadi Dwaraka sebagai Prabu Kresna.

AWU-AWU- PLASAJENAR – MAGADA AWAL, menceritakan asal -usulnya Patih Sengkuni (Arya Suman) dan asal -usul kerajaan Dwarawati (Prabu Kresna)

NB: Negara Prabu Kresna bernama Dwaraka beribukota Dwarawati.

Nah sahabat pembaca, cerita wayang masih sekitar paparan sekilas tokoh asal – usulnya, semoga tidak bingung ya. nantikan kelanjtannya terus.

Salam sehat selalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *