Sekuel 4 MAHAPADA
disusun oleh St. Wid
Keganasan Prabu Dasamuka berlanjut ke Sekuel MAHAPADA mendapat lawan yang sepadan Raden Ramawijaya sebagai upaya dewata menumpas angkara murka. Peran prajurit kera wanara yudha pimpinan Anoman yang dalam menyerbu Alengka Diraja harus membuat jembatan melintasi laut. Setelah perang Ramayana selesai dimungkinkan terjadinya pengungsian besar-besaran (migrasi) manusia karena Alengka yang ditakuti telah sirna, masuk ke Nusantara. Di dunia masa kini penemuan fosil Neanderahal, Homo erectus, dan Homo Sapien mungkin berasal dari era ini.
NB: Perlu diketahui pada era MAHAPADA ini para titah utama masih memiliki sampai dengan 50% kekuatan pikir Karunia Pangeran SH Dum Adi.
Gunawan Wibisana dapat menyelamatkan sebagian besar harta benda Alengka walau harus kehilangan semua jajahannya. Sebagai raja peralihan ternyata digugat para pejabat lama yang mengusung Indrajit putra Rahwana dengan Dewi Kanung. Sementara itu Rahwana makin pulih dari luka saat diseret Prabu Arjunasasra.
Sebelum berlanjut mari lihat sejarah para prajurit kera. Kisah ini berawal dari peseteruan kakak adik Guwarsa dan Guwarsi sama-sama putra Resi Gotawa. Sebelumya mereka beserta sang kakak Dewi Anjani adalah manusia berparas indah, namun mereka berebut cupu manik (bukti perselingkuhan sang ibu Dewi Windradi dengan Batara Surya) yang lalu dibuang sang ayah namun masih saja dikejar. Saat kelelahan mereka mandi dan Anjani hanya cuci muka di telaga yang ternyata jelmaan cupu, sontak mereka berubah jadi kera (lalu ganti nama menjadi Subali dan Sugriwa) sedang Anjani hanya tangan yang berbulu dan mukanya berwajah kera.
Mereka lalu tekun bertapa, kemudian Subali dan Sugriwa dimintai pertolongan dewa dengan janji jika berhasil dihadiahi bidadari, Dewi Tara. Karena salah pengertian yang dapat hadiah adalah Subali dan Sugriwa tidak terima. Karena berkelahi selalu kalah akhirnya Sugriwa minta bantuan satria pengembara Sri Rama dan adiknya Lesmana dengan janji kelak akan balik mendukung mencari istri Rama.
Setelah pulih Rahwana kembali jadi raja dan mulai menaklukkan lagi bekas jajahannya karena kini Maespati melemah setewasnya Patih Suwanda dan Prabu Arjunasasra. Sebagai Prabu Dasamuka semakin tambah sakti dengan berbagai karunia dewata hingga kerajaan makin luas menjadi Alengka Diraja.
- Namun watak angkara makin menjadi, terlebih setelah mendengar kabar bahwa almarhumah Dewi Widawati cinta pertama Rahwana kini menitis pada Dewi Sinta.
- Rencana penculikan digelar bersama adik perempuannya Dewi Sarpakenaka di hutan Dandaka. Sekalipun sudah dihalangi garuda Jatayu penculikan Dewi Sinta sukses berjalan karena ulah Dewi Sinta sendiri.
Walau penculikan berhasil namun Prabu Dasamuka tetap tidak bisa memperistri Dewi Sinta yang sama sekali tidak mau didekati. Terlebih setelah Anoman utusan Ramawijaya datang semakin menguatkan tekatnya menjaga kesucian perkawinan.
Prajurit kera kerajaan Guwa Kiskendo ditambah kera pujaan dewata, setiap dewa memuja satu kera khusus dari hewan atau peralatan macam-macam membantu Rama dan Laksmana membebaskan Dewi Sinta serta dalam rangka tugas suci menumpas para raksasa Alengka Diraja yang amat ditakuti siapa pun. Terlebih dengan membelotnya Gunawan Wibisana yang diusir sang kakak, Dasamuka.
Dengan bantuan prajurit kera, persiapan penyerangan ke Alengka Diraja dengan membuat jembatan laut atas bantuan Batara Baruna. Perang pasukan kera Ramawijaya dengan pasukan raksasa Dasamuka berlangsung hebat hanya karena seorang wanita, Dewi Sinta.
- Atas nasehat Gunawan Wibisana yang mengetahui kelemahan para ditya Alengka Diraja, perang dimenangkan pihak Sri Rama dan kehancuran total Alengka Diraja serta Dasamuka yang walau tidak bisa mati namun malah menjadi jitma-pariyitma pengikut Ngajijil yang pada saat tertentu bisa lepas mengganggu ketenteraman dunia dan umat manusia menebar teror
Sebagai tanda kesuciannya, Dewi Sinta rela dibakar dan ternyata tetap utuh tanpa kurang suatu apapun tanda tetap suci. Rama panjang usia tidak kembali ke Ayodya namun membuat kerajaan tersendiri bernama Pancawati serta memiliki dua putra: Tlawa atau Ramabatelawa (leluhur kerajaan Mandura) dan Kusya atau Ramakusiya.
Setelah selesai pengabdiannya, Sri Rama manuksma pada cucu jauhya Prabu Kresna, sedang Dewi Sinta manuksma pada Dewi Subadra istri Arjuna, dan Lakmana yang hidup wadat manuksma pada Arjuna setelah sebelumnya terlibat perselisihan karena salah paham.
Setyo Widodo
Nah pada Sekuel 4 MAHAPADA ini, pelajaran apa yang bisa kita petik? Yaitu bahwa efek kejahatan itu bisa selalu ada turun temurun meskipun suasana sudah berbeda. Maka tetaplah bertekun dalam kebaikan supaya menghasilkan kebaikan pula kesudahannya.
Ada banyak nama-nama yang masih agak asing kan, karena masih tergolong tokoh wayang purwa , masih awal tetapi tetap baca terus ya supaya mengenal dan pernah tahu urutan kisahnya , yuk dilanjut ke hari Jumat minggu depan.
Tetap semangat dimasa sulit, Pandemi Covid.