KISRUH KISKENDO
Seni

KISRUH KISKENDO

37. KISRUH KISKENDO disusun oleh St. Wid

KISRUH KISKENDO ini diawali dengan cerita Jaladara menikah dengan Jayasinta dari Misawati mempunyai putra Mahesasura. Setelah menjadi perkasa menantang Prabu Mahesapurusa. Perang tanding hebat berakhir dengan tewasnya Mahesapurusa sehingga Mahesasura berganti menjadi raja Goa Kiskenda.

Tidak hanya sampai jadi raja saja, Prabu Mahesasura menuju khayangan melamar Batari Senggani yang sedang ditinggal suaminya, Batara Ismaya, sowan SH Tunggal di khayangan Alang-alang Kumitir. Para batara tidak ada yang mampu mengalahkan Mahesasura hingga minta bantuan titah yang sedang kuat bertapa Subali dan Sugriwa.

Satriya wanara berdua menyanggupi. Setelah sampai di mulut Gua Kiskenda. Subali bersiasat minta agar Sugriwa adiknya menunggu di luar. Jika ada darah merah yang mengalir berarti Subali menang namun jika yang mengalir darah putih berarti Subali tewas maka Sugriwa diminta segera menutup pintu agar Mahesasura mati terpenjara.

Di dalam gua terjadi perang tanding yang hebat hingga Subali mampu memecahkan kepala Mahesasura. Darah merah dari kepala dan putih dari otak Mahesasura mengalir ke luar dan Sugriwa bergegas menutup rapat pintu lalu lari sambil menangis dikiranya Subali sang kakaknya tewas bersama [sampyuh].

Para batara yang datang ke Gua Kiskenda membuka pintu dan mendapati Subali berhasil membunuh Mahesasura. Subali dianugerahi Batari Tara sebagai istrinya dan dijadikan raja Gua Kiskenda.

Setelah reda kesedihannya Sugriwa sowan ke para batara menagih janji akan dinikahkan dengan Batari Tara. Betapa terkejutnya dia setelah tahu yang dapat malah sang kakak. Sugriwa tidak terima dan selalu menuduh Subali curang serta minta Batari Tara.

Namun kenyataannya Sugriwa selalu kalah dari sang kakak, hingga di perang tanding terakhir Sugriwa terjepit dahan pohon sampai tak bisa bergerak. Maka dia bernadar, jika ada yang mampu menolong Sugriwa mau melakukan apapun.

Kembali ke Ayodya. Setelah Regawa dinobatkan menjadi raja Ayodya bergelar Prabu Sri Rama, Lara Kekayi menagih janji pada suaminya. Dasarata jatuh sakit, lupa akan janjinya dulu pada Rara Kekayi ketika melamarnya kelak akan menjadikan anak Kekayi menjadi raja pengganti dirinya dan membuang anak permaisuri ke hutan selama 14 tahun.

Sakit mendadak ayahandanya membuat Prabu Sri Rama curiga. Setelah tahu beliau menyampaikan rencananya pada istrinya Wara Sinta dan adiknya Laksmana. Karena mereka setuju segera melantik sang adik Batara putra Kekayi menjadi raja. Kemudian mereka bertiga lolos pergi meninggalkan Ayodya membuang diri ke hutan. Mendengar hal tersebut, Dasarata meninggal dunia.

Prabu Barata juga merasa heran lalu mencari tahu. Dari adiknya [Sa]terugena diketahui duduk permasalahannya. Segera Prabu Batara menyusul kakak-kakaknya ke hutan Dandaka. Setelah bertemu Prabu Batara menceritakan keadaan Ayodya sepeninggal Sri Rama dan memohon untuk kembali memimpin Ayodya.

Sri Rama sambil berduka tetap menyatakan tekadnya untuk menjalani sumpah ayahandanya, sedang untuk menjadi raja, Sri Rama menyerahkan alas kakinya untuk didudukkan di singgasana dan berpesan agar Barata tetap menjadi raja pelaksana hingga kelak ada putra Sri Rama yang kembali ke Ayodya.

Tanpa dapat meluluhkan hati para kakaknya, Barata pulang melaksanakan semua kata Sri Rama. Anehnya sejak itu sikap Barata pada Wara Kusalya dan Lara Sumitrawati ibu kandung Rama dan Laksamana lebih baik seperti dengan ibu kandung namun malah tidak menghiraukan lagi Kekayi ibu kandung Barata.

Di hutan Dandaka Sri Rama menolong para petapa dari ganguan para raksasa Alengka. Lara Sarpakenaka yang gila pria melihat Laksmana terpesona namun tidak mampu meluruhkan hati Laksmana bahkan Sarpakenakan terluka.

Sarpakenaka mengadu pada kakak sulungnya Prabu Dasamuka bahwa ada satriya yang melukainya dan menewaskan raksasa Alengka serta ada wanita cantik bagai Sri Widowati. Mendengarkan hal itu Prabu Dasamuka segera membuat rencana untuk menculik Lara Sinta.

Kala Marica dijadikan kijang kencana menggoda Lara Sinta juga menjauhkan dari dua satriya pendampingnya. Saat Lara Shinta sendiri, Dasamuka menyamar jadi pengemis meminta-minta. Ketika Sinta menjulurkan tangan melewati batas lingkaran pengaman yang dibuat Laksmana, segera ditangkap Dasamuka dibawa lari.

Burung Jatayu yang melihat keanehan segera menyerang Dasamuka namun akhirnya kalah. Dalam sekaratnya memberitahu Sri Rama dan Laksmana bahwa Sinta diculik Prabu Dasa dari Aleng lalu meninggal. Sri Rama berduka terlebih hanya ada sedikit petunjuk. Sementara itu Lara Sinta sampai di Alengka ditempatkan di taman Argasoka. Mengetahui bahaya yang mengintai Sinta, Wibisana adik bungsu Dasamuka mengirim putrinya Rara Trijata untuk menjaganya dari nafsu sang uwak.

Sambil tapa ngrame [bertapa dengan menolong yang sedang alami kesulitan] Sri Rama dan Laksmana menjalani hidup berkelana di hutan Dandaka. Hingga suatu hari berjumpa dengan Jembawan yang minta tolong majikannya terjepit dahan besar. Setelah ditolong, Sugriwa masih minta tolong Sri Rama membunuh Subali. Setelah Subali tewas dan Sugriwa menjadi suami Batari Tara serta jadi raja Gua Kiskenda maka kini giliran Prabu Sugriwa beserta pasukan kera menolong Sri Rama.

Nah asik kan cerita KISRUH KISKENDO ini awal dari cerita selanjutnya mengenai Anoman Obong yang sering dipentaskan di Candi Prambanan. Yuk ditunggu cerita selanjutnya. Tetap semangat dimasa Pandemi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *