Sekuel 1 MAHABUMI
disusun oleh St. Wid
MAHABUMI baru dihuni oleh banyak jin dan siluman, SH Dum Adi kurang berkenan dengan tingkah laku mereka, dari kelompok roh Sukma Luhur terpilih dua roh untuk menjadi kaum Sang Hyang pertama pemilik wahyu Makhluk Pilihan SH A Dum & Kawa yang kelak akan menurunkan banyak anak kembar dampit berwujud manusia, denawa, dan sebagainya di Mabumijo
NB: Perlu diketahui pada masa ini para titah utama masih memiliki sampai dengan 80% kekuatan pikir Karunia Pangeran SH Dum Adi.
SH Kawa yang berarti udara atau nafas, jatuh dalam bujukan Ngajijil namun tidak dengan SH A Dum, A berarti satu atau pertama dan Dum turunan, A Dum bisa berarti keturunan pertama kaum manusia. Karena SH A Dum hanya tertipu oleh SH Kawa namun keduanya tidak jadi pengikut Ngajijil maka status sebagai penyandang Makhluk Pilihan (Sang Hyang) tidak dicabut oleh Pangeran SH Dum Adi namun semua fasilitas sebagai permata kesayangan penghuni khayangan Paradesa dicabut.
SH A Dum & Kawa diturunkan ke Mahabumi ditempatkan di daerah subur bernama Mabumijo. Walaupun subur dalam arti mudah menumbuhkan apapun namun mereka harus berkerja menanami dan merawat karena setelah beberapa saat jadi pemetik hasil alam lama-lama habis sehingga Sang Pangeran mengajarkan cara bercocok tanam dan merawat Mabumijo.
SH A Dum & Kawa telah memiliki 5 pasang anak kembar identik namun berbeda rupa ada pasangan yang cakap, biasa,dan buruk rupa. Karena berselisih pendapat SH A Dum ingin menjodohkan silang agar semua keturunan kelak baik budi dan parasnya namun SH Kawa bersikukuh agar mereka dijodohkan sesuai kembarannya karena SH Kawa beranggapan itu sudah diatur Pangeran SH Dum Adi.
Perseteruan tersebut berbuah pembunuhan pertama, Kabil si anak sulung membunuh Habil adiknya karena Kabil tidak mau dijodohkan dengan Daminah kembaran Habil yang biasa saja serta iri atas perjodohan Habil dengan Alimah si cantik jelita kembaran Kabil. Setelah membunuh Habil maka Kabil menceraikan Daminah lalu mengajak Alimah lari ke Bunikaca menjadi pengikut Ngajijil. Luput, tidak bisa menggoda SH Kawa tapi dapat putera-puteri sulung yang walau berparas elok namun berhati culas.
Hal tersebut membuat Sang Pangeran tidak berkenan maka diciptakan anak pujan dari Cupumanik Astagina milik SH A Dum dan Kawa serta wahyu Makhluk Pilihan pindah dari SH A Dum ke bayi pujan yang kelak bernama SH Sis (artinya ditiup) atau SH Sita (berarti aroma harum). Setelah cupumanik yang jadi tempat asal bayi menjadi kosong lalu dibuang oleh SH A Dum dan kelak ditemukan Ngajijil.
Karena SH Sis tidak ingin berebut kuasa kelak maka setelah diberi bidadari khayangan Paradesa bernama SH Mulat membuat kediaman sendiri di khayangan Kusniya-malebari. SH A Dum wafat diusia hampir 10.000 tahun.
SH Sis & Mulat berputra kembar yang berupa manusia dinamai Anwas dan yang berwujud cahaya dinamai Anwar. Anwas kelak menjadi penguasa yang menurunkan kaum manusia, sedang Anwar pewaris Makhuk Pilihan setelah memperoleh raga jasmani lalu menikah dengan Nurrini putri raja jin Nurradi.
SH Nurcahya & Nurrini diwarisi khayangan Kusniya-malebari dan berputera satu bernama Nurrasa, juga mewariskan khayangan beserta para pusaka dan memberi minum Tirta Amerta (air kehidupan) sehingga SH Nurrasa hidup kekal kemudian SH Nurcahya bersatu (manuksma) ke dalam SH Nurrasa.
SH Nurrasa menikah dengan Sarwati dan setelah menerima warisan SH Nurcahya berdiam di khayangan Ondar-andir-bawana lalu memiliki tiga putra: Sang Supi kelak bergelar SH Darmajaka juga sering disebut SH Wening (pakai w) keturunan yang paling terkenal adalah sang cucu, Batara Narada, dan Sang Jaji kelak bergelar SH Wenang, serta Sang Taya yang berwujud akyan. Karena yang paling memungkinkan maka SH Wenang yang menjadi pewaris SH Nurrasa lalu manuksma ke putra.
SH Wenang dikenal juga sebagai SH Tritunggal karena satu tubuh tiga pribadi: dirinya sendiri dan SH Nurrasa ayahanda serta SH Nurcahya sang kakek. Maka dalam pewayangan SH Nurrasa & SH Nurcahya tidak ada wayangnya.
SH Wenang menikahi Saoti (putri jin prabu Ari) berputra 3 orang: Tunggal, Ening (tanpa w) keturunannya yang terkenal adalah sang cicit, Batara Baruna, Suyati keturunannya para naga yang terkenal adalah sang cicit, Batara Antaboga. SH Wenang mewariskan semua pada SH Tunggal namun tidak manuksma.
SH Tunggal menikahi Rakti (putri siluman kepiting Rekathatama dari Segoro Purba) tinggal di khayangan Alang-alang-kumitir karena terobsesi ingin seperti sang kakek tidak cuma jadi penguasa jin dan siluman diberi cobaan berputra Antigo (telur).
Inilah cerita kadewatan yang paling sering dipentaskan. Antigo menjadi tiga putra: kulit telor menjadi Antaga, putih telor menjadi Ismaya (kelak punya 10 anak), dan kuning telor menjadi Manikmaya (kelak punya 9 anak) yang jadi pewaris SH Tunggal karena kedua kakaknya memiilih hidup (menjadi dewa katon) di Mahabumi.
SH Manikmaya menikahi Uma tinggal di khayangan Suralaya memiliki lima putera: Sambu, Brahma, Indra, Bayu, Wisnu dan satu putra nafsu salah, Kala. Setelah purna cekcok dengan Uma lama lalu dengan Uma baru (tubuh dari Dewi Laksmi) tambah tiga putra: Sakra, Mahadewa, dan Asmara. Sejak itulah era Sang Hyang (Manusia Terpilih) mulai meredup berganti dengan era Batara dan Batari (Kadewataan).
Batari Durga menarik sebagai penutup sekuel Mabumijo karena di seri inilah terbangun neraka dunia yang disebut Pasetran Ganda Mayit atau tempat pemakaman jenasah berbau mayat.
Nah untuk lebih lanjut lagi bagi pecinta pewayangan tunggu ya Minggu depan lagi. Tetap semangat dirumah sambil membaca hiburan dari seni budaya kita sendiri.
Setyo Widodo