06. BANGSA JIN disusun oleh St. Wid.
Dari 1.000 Sukma Madya masing-masing diminta Sang Pangeran menggandakan diri secara maksimal, ternyata masing-masing hanya mampu menggandakan diri menjadi 10 kembaran identik sehingga kini ada 11.000 Sukma Madya.
Pangeran Sang Dum Adi mengambil tiga Sukma Madya hasil penggandaan untuk diberi Jiwa dan Raga yang lebih baik dari kaum Siluman, belajar dari kekecewaan sebelumnya terciptalah dua jin perdana laki-laki dan perempuan serta satu akyan perdana. Para jin dan akyan perdana itu ditempatkan di khayangan Paradesa, yang berada di khayangan Marcapada di pusat bumi ditopang pohon kehidupan Rewan (leluhur pohon Kalpa) yang berbuah lebih besar dan enak dimakan namun sangat jarang berbuah, maka buahnya menjadi buah larangan untuk dimakan.
Walau berpenampilan seperti raksasa atau cahaya namun tetap mampu ubah wujud menjadi apapun sesuai keinginan namun punya rasa bisa merasakan perasaan juga menghasilkan keturunan tetapi tidak dapat mati sebelum tugasnya sebagai jin maupun akyan dicabut Sang Pangeran dengan kata lain dipanggil kembali ke khayangan Marcapada. Jin dan akyan mampu manuksma (bersatu) dengan makhluk lain.
Jin pertama dinamai A Dum, Priya dan Wano berputra Jin Marijan > berputra Jin Jan > berputra Jin Ejin > berputra Jin Iblis [yang menurunkan Setan, Belis, dan Dhemit] dan Jin Sri Dewata [(Prabu Anajali) > berputra Jin Wenus (Prabu Andakara)].
Prabu Wenus Andakara berputera delapan orang: Jin Maramis, Prabu Palija (raja Keling cucunya menikah dengan Prabu Ari), Patih Amir (patih SH Nurcahya), Prabu Nurradi (putrinya Dewi Nurrini istri SH Nurcahya), Patih Parwata (patih Prabu Rawangin), Prabu Rawangin (yang putrinya Dewi Saoti menikahi SH Nurrasa menurunkan para Sang Hyang), Jin Saramba (yang berputra Prabu Ari mertua SH Wenang), dan Jin Dar yang berujud kepiting yang kelak sang wareng [keturunan kelima] Dewi Rekathawati menurunkan para Dewata.
Hal ini tidak berlangsung lama, saat ini tinggal sedikit keturunan para jin masih tetap ada, kebanyakan tinggal di Arcapada, dunia bawah tanah. Sedang para Akyan masih ada kebanyakan menjelma jadi berbagai jenis Wahyu.
Bangsa jin dan wahyu selanjutnya tinggal di khayangan Kalpika atau di kutub cincin dulu pegunungan Cincin yang jadi pembatas Marcapada (dunia kecil) dengan dunia besar di luar pegunungan Kalpika. Namun para pembesar jin atau akyan membuat khayangan tersendiri dimana-mana di Marcapada. Jin yang merasa terdesak manusia dan memiliki kekuatan mampu lepas dari magnet semesta banyak yang menyeberang ke dunia besar di luar Marcapada.
Tetaplah semangat dimasa sulit, jangan lupa protokol kesehatan ya, memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan hindari kerumunan.
Salam seroja.