Crah Agawe Bubrah Rukun Agawe Sentosa. Yuk Belajar Ungkapan Bahasa Jawa *Crah Agawe Bubrah, Rukun Agawe Santosa* ” Yang artinya: Bercerai kita runtuh, bersatu – rukun kita teguh. Peribahasa Jawa dan peribahasa Indonesia yang sama maknanya. Peribahasa yang paling populer dan langsung dimengerti arti dan maksudnya.
Sejak dibangku SD dahulu, bahkan sejak di TK peribahasa ini sudah diperkenalkan. Semoga sekarang pun masih demikian, diperkenalkan dan bahkan ditekankan kepada anak-anak kita di seluruh negeri ini. Dengan contoh yang sederhana dan populer.
Mungkin masih ingat dimana-mana sama ketika bapak-ibu guru memberi contoh sapu lidi, jika disatukan akan kuat bisa digunakan untuk menyapu, jika terlepas “suh-nya” – tali pengikat, akan tercerai berai tak bermanfaat. Walau terkesan kuna dan basi, namun sesungguhnya tetap relevan untuk selalu diingat dan diwujud nyatakan dalam kehidupan masyarakat yang bhineka ini. Bahkan, seorang kepala negara merasa perlu untuk mengingatkan kembali pentingnya persatuan dan kesatuan, dengan lantang menentang segala bentuk yang menyebabkan perselisihan dan pertentangan di negeri tercinta ini.
Dengan bahasa lugas dan tegas dikatakan; *gebuk* dan *tendang* segala bentuk dan aktivitas yang mengganggu NKRI, Pancasila, UUD 45 dan Bhinneka tunggal Ika. Kita pun pasti setuju untuk selalu menjunjung tinggi Empat Pilar Kebangsaan tersebut. Empat Pilar Kebangsaan harga mati. Keempat pilar tersebut adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Kita bisa mendukung persatuan dan kesatuan di kelompok-kelompok kecil di sekitar kita, tanpa harus meninggalkan jati diri kita masing-masing. Petuah Simbah: ” _*Sing padha rukun, aja padha crah, ana rembug dirembug, kanthi musyawarah – mufakat.*_ ” ?????