Sekuel 7 MAHALOKA disusun oleh St. Wid.
MAHALOKA sebagai Nusantara Lama kiranya ada di era ini, mulai dari era Panji, inilah akhir dari wayang yang juga disebut wayang wasana berupa Wayang Gedog dan Wayang Klithik. Keturunan para Batara dan Batari sudah jarang disebut walau masih ada, yang sangat dikenal masyarakat adalah Ajisaka, karena beliau-lah pencetus huruf Jawa. Wayang Godog (tanpa bunyi kecrek) menceritakan kisah sejak Sri Gatayu putra prabu Jayalengkara hingga masa Prabu Kuda Laleyan. Yang sangat dikenal masyarakat adalah kisah Ande-ande Lumut. Punakawan Panji muda bernama Sebul dan Palet; untuk Panji tua Bancak dan Doyok; sedang untuk para Klana adalah Ronggotono dan Ronggotani.
Kehidupan dinasti Prabu Jayalengkara yang berkuasa di kerajaan Medhangkamulan.
Pernikahan Retna Pamedarsih (putri Kudanarawangsa) dengan Raden Prasanta. Dipaparkan pula kisah asmara antara Raden Panji dengan Dewi Angreni hingga keduanya menikah, sampai dengan kematian Angreni oleh utusan Raja Jenggala.
Bambang Sutirta, putra Bramanasekti pertapa dari Arga Jembangan, yang tengah rindu asmara pada putri Raja Mamenang bernama Dewi Sekartaji. Sedemikian menggebu hasratnya untuk menguasai putri Mamenang, sehingga membuatnya kehilangan akal. Walaupun kurang disetujui oleh ayahnya, Bambang Sutirta tetap pada pendiriannya. Ia minta bantuan adik perempuannya yang jelita bernama Dewi Bikangmardeya, serta 13 orang cantrik pertapaan. Semuanya oleh Bramanasekti, disalinrupakan. Masing-masing menjadi tiruan Panji Inu Kertapati, Dewi Unengan, dan 13 orang abdi. Petualangan Bambang Sutirta tidak terlalu lama. Akhirnya Wanengpati (R. Panji) membongkar perilaku busuknya.
Perjalanan Raden Panji beserta para pengikutnya ke Tanite (Ternate) di wilayah Makasar untuk menghadiri pernikahan sahabatnya yang berasal dari Bali, Raden Kudanatpada dengan Dewi Murdaningsih (putri Raja Geniyara) yang sangat jelita.
Sekuel 7 MAHALOKA ini, akan menjadi lebih detil lagi kalau sudah diceritakan melalui cerita carangan masing-masing penggalan dari salah satu sekuel. Misalnya pada sekuel ini bisa dikembangkan menjadi cerita Ande-ande Lumut, cerita Bancak dan Doyok, cerita Sebul dan Paler, Certa Raden Panji dan Dewi Angreni, dll.
Setyo Widodo
Nah semoga membaca sekilas wayang menambah pengetahuan sekaligus bisa sedikit menghibur anda.
Tetap semangat dimasa Covid 19