35. ALENGKA – ALENGKA DIRAJA disusun oleh St. Wid
Pada awalnya Alengka adalah kerajaan jin setelah Bumikaca dengan rajanya Prabu Hiranyakasipu. Ingin melebarkan negara ke tanah Jawa, bersama adiknya Prabu Hiranyawreka raja Kasi menyerang empat kerajaan manusia Mendang-gili di Jawa Barat, Mendang-pura di Jawa Tengah, Mendang-gana di Jawa Timur dan Mendang-gora di Bali namun kalah.
Kisah lain Batari Bramanisati puteri Batara Brama yang menjadi istri Prabu Bramanaraja raja Gilingwesi punya putri Batari Bramanawati yang lalu menjadi istri Prabu Banjaranjali raja alengka putra Hiranyakasipu.
Prabu Banjaranjali berputra Jatimurti. Prabu Jatimurti berputra Bramanakandha. Prabu Sri Brahmanakandha berputra Getahbanjaran. Prabu Getahbanjaran menikahi Raksesi Bhaya [keponakan Batara Kala] berputra Widyutkesa. Lalu jadi raja bergelar Prabu Bramanatama menikahi Raksesi Sandyaduhita berputra Sukesa.
Sukesa jadi raja bergelar Prabu Puksara berputra tiga: Sumali, Malyawan, dan Mali. Prabu Sumali berputra Rara Sukesi dan Prahasta, tahta dilanjut adiknya Prabu Malyawan yang berputra Jambumangli. Sengketa dengan Suralaya, Prabu Malyawan tewas dan tahta Alengka kosong, Resi Sumali mengungsi ke Rasatala [bawah tanah].
Prabu Danaraja ingin menikahi Rara Sukesi mengutus ayahanda yang sudah kembali menjadi resi namun Rara Sukesi hanya mau menikah dengan yang memenangkan sayembaranya yaitu Resi Wisrawa. Prabu Danaraja murka lalu menyerang ayahnya namun kemudian dilerai dewa. Seperti kata dewa pasangan Resi Wisrawa dan Lara Sukesi memang sudah dijangka / diprakirakan menjadi sumber angkara serta penanganannya lewat keturunannya.
Rahwana putra sulung menjadi kumpulan seluruh angkara murka mulai dari sering menghajar orang hingga menggangu wanita salah satu korbannya adalah Rara Urangayu yang setelah bosan di kembalikan ke orang tuanya [kelak jadi istri Trigangga putra Hanuman]. Setelah dewasa makin menjadi dengan menuntut tahta Alengka Diraja. Prabu Danaraja raja Lokapala tewas, Batara Kuwera kembali ke Khayangan Gudapala, lalu Rahwana menjadi raja Alengka bergelar Prabu Dasamuka.
Kecewa dengan Rahwana, Resi Wisrawa bertapa mohon anak satria lurus, jujur, berbudi luhur, lahirlah Kumbakarna memang dikabulkan permintaan namun berwujud raksasa kelak punya dua putera Dityakumba & Aswanimuka yang gugur di perang Ramayana termasuk Kumbakarna juga gugur membela tanah air.
Mengulang tapa lagi kali ini minta anak perempuan lahirlah Rara Sarpakenaka, anak perempuan namun berwujud raksesi kelak juga punya anak raksesi Jarini. Sarpakenaka adalah raksesi yang paling birahi dikenal sebagai penyuka seks hingga diceritakan punya tiga suami masih saja suka lelaki lain. Sarpakenaka dikenal pertama kali saat bertemu dan amat berahi dengan Laksmana di hutan Dandaka. Lalu berikutnya berkiprah di perang Ramayana dan juga tewas.
Tapa berikutnya lengkap permintaannya maka lahirlah Wibisana, anak lelaki yang tampan, lurus, jujur, budi baik serta kelak mampu melawan angkara murka kakaknya Prabu Dasamuka. Wibisana jadi penyelamat Alengka Diraja saat dijarah pasukan Arjunasasrabahu dari Mahespati.
Setelah Mahespati lemah Alengka Diraja bangkit dengan raja Prabu Gunawan Wibisana [kelak punya anak Rara Trijata dan Dentawilukrama] namun tidak lama digulingkan keponakannya Indrajit putra Dasamuka. Rara Trijatha dikenal sebagai penjaga tawanan Lara Sinta yang juga melindungi dari emosi dan nafsu Prabu Dasamuka, uwak[pakde]nya. Rara Trijata kelak jadi istri Resi Jembawan ibu Wara Jembawati istri Prabu Kresna Dwarawati.
Sebelum perang Ramayana terjadi Wibisana diusir Prabu Dasamuka karena nasehatnya tidak disukai. Lepas dari Alengka Diraja diterima Sri Rama menjadi penasehat yang mampu memberitahu kelemahan senapati Alengka Diraja hingga Sri Rama memenangkan perang. Terbukti permohonan Resi Wisrawa.
Kembali setelah perang Wibisana ditunjuk Sri Rama menjadi raja Singgelapura pengganti Alengka Diraja yang kelak dilanjut putranya Dentawilukrama [adik Trijata]. Prabu Bisawarna Dentawilurama dikenal pada cerita Sesaji Rajasuya saat Sadewa bungsu Pandawa meminta restu dan bantuan negara Singgelapura.
Setelah tumpas para raksasa Alengka Diraja terjadi perpindahan penduduk besar-besaran. Rupanya banyak orang yang tahu adanya Tanah Jawi [semenanjung Malaya, Sumatra Jawa dan Madura masih jadi satu] yang subur bagai sorga dan ingin pindah ke sana namun terhalang takut pada raksasa Alengka Diraja, kini aman melintas.
NB: Mungkin dari inilah huruf Arab yang dipakai menulis bahasa Melayu disebut Huruf Jawi sama seperti dulu menyebut Semenanjung Malaya sebagai Tanah Jawi.
Nah dari cerita ini kita bisa menyimpulkan bahwa dari sumber keserakahan Resi Wisrawa bersama Lara Sukesi maka menghasilkan sumber-sumber masalah, itulah keturunan ALENGKA DIRAJA.
Tetap semangat jangan lupa tetap Prokes, ikuti cerita lanjutannya