Semar Sang Punakawan
Seni

Semar Sang Punakawan

Semar Sang Punakawan. Ketika masih di kahyangan, Bathara Ismaya mempunyai 10 ( sepuluh ) orang anak, yang semuanya tetap menjadi penghuni Kahyangan, diantara mereka adalah, Bathara Surya, Bathara Candra, Bathara Nyamadipati, Bathara Kamajaya dan lainnya

Ketika Togog dan Semar menjalani kehidupan di dunia dengan “misi” masing-masing, Manikmaya ditetapkan sebagai pewaris tahta Kahyangan Jonggring Saloka.

Bentuk fisik Semar memang mengandung banyak makna simbolis. Yang paling menonjol adalah kuncung putih, kuncung merupakan potongan rambut anak kecil, sedangkan putih menunjukkan kedewasaan, kematangan, kewibawaan, bersih tanpa pamrih. Maknanya; Semar yang lugu, polos dan jujur seperti anak kecil, namun berwibawa seperti halnya orang tua yang matang, bijaksana, bersih dan tanpa pamrih.
Mata Semar nampak selalu sembab, seperti orang menangis, namun bibirnya selalu nampak tersenyum. Maknanya; Semar seorang yang kaya akan suka duka kehidupan, walau dalam kesedihan, ia masih bisa tersenyum.
Semar perutnya buncit, sebagai simbol bumi yang bulat. Maknanya; Semar kenyang akan segala problematika dunia dan kehidupan makhluk jagat raya.
Semar seorang laki-laki, namun mempunyai payudara seperti wanita. Maknanya; Semar tidak membeda-bedakan manusia, baik pria maupun wanita, Semar yang bisa _mancala putra, mancala putri._
Semar seorang dewa yang rela menjadi abdi. Maknanya; sikap kerendahan hati dan mau melayani.

Semar Sang Punakawan memang unik, walau ia seorang abdi, namun para majikan – _para bendara_ yang ia ikuti selalu menaruh hormat padanya. Bahkan, lebih tepatnya disebut sebagai _pamomong_ – pengasuh para satria. Nasehat dan pendapatnya selalu didengar.
Dalam ceritera, jika para tuannya mendapat perlakuan tidak adil dari para dewa, Semar tampil sebagai penyelamat.

Semar Sang Punakawan dalam menjalankan “misinya” – tugas, kewajiban dan menjalani kehidupannya sebagai titah di marcapada, selalu diikuti oleh ketiga anaknya, lebih tepatnya anak-anak angkat yang ia kasihi dan tak terpisahkan. Mereka berempat lazim disebut panakawan.

Panakawan tidak hanya sekedar abdi, namun lebih sebagai teman seperjalanan mengarungi kehidupan. Panakawan, pana berarti paham, kawan berarti teman. Panakawan mesti mempunyai rasa empati dan simpati terhadap tuannya, mau mendengarkan keluh kesah dan memahami permasalahan yang di-emong-nya, ikut meringankan beban yang diemban bendara.

Panakawan, mereka berempat adalah: Semar, Gareng, Petruk dan Bagong.

Panguda rasane Simbah: ” _*Luwih mulya dadi abdi kang migunani, katimbang dadi pejabat tinggi nanging korupsi.*

4 thoughts on “Semar Sang Punakawan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *