Unik

Aja Nggeguyu Mundak Kleru Aja Anggak Mundak Kalenggak

Aja Nggeguyu Mundak Kleru Aja Anggak Mundak Kalenggak.Β Jangan mentertawakan orang agar tidak keliru, jangan pongah agar tidak termalukan.
Ungkapan diatas merupakan pitutur jawi – petuah bagi masyarakat Jawa pada umumnya.

Sadar atau tidak, kita sering mentertawakan orang lain, dalam arti merendahkan, sinis, menganggap lucu penampilannya, menilai tidak bermakna ucapannya, tak bermutu hasil kerjanya, sumbang suaranya, sehingga kita anggap sebagai bahan lelucon yang pantas untuk ditertawakan. Padahal dibalik “kelucuannya” mungkin ada sesuatu yang penting dan sangat bermakna.

Siang itu, Jawir lari-lari menemui Pak Jumantil tetangganya, dari cara larinya memang bisa mengundang tawa, ia mengabarkan dengan terbata-bata dan sedikit gagap, sehingga setiap ucapannya selalu menjadi bahan tertawaan orang-orang yang mendengarnya. Padahal yang mau dikabarkan adalah kondisi Mbah Tarkem yang kritis karena sakitnya. Akhirnya Mbah Tarkem tidak tertolong karena menganggap omongan Jawir hanya sebuah lelucon.

Keluarga Bapak Pongah sudah sekitar 1th berdomisili di RT-nya Pak Mardjingun, rumahnya bagus, bisa jadi yang paling bagus di kelurahan itu, mobil ada tiga, semua bagus, belum lagi peralatan rumah tangganya. Namun seluruh anggota keluarga itu tak mau kenal dengan tetangga sekitarnya, kecuali pembantu rumah tangganya. Beliau memang mantan pejabat dan konon mempunyai kebun kelapa sawit di Sumatera. Dengan kekayaannya, ia merasa tidak membutuhkan tetangganya seperti ketika tinggal di Ibukota.
Siang itu hujan lebat disertai angin kencang, banyak tiang listrik dan pohon-pohon tumbang, salah satunya pohon mahoni di samping Pak Pongah yang menimpa teras rumahnya, sehingga keluarga itu tidak bisa keluar rumah. Warga sekitar sudah sepakat tidak akan membantu keluarga itu. “Rasain, dia sombong sih.” celetuk salah seorang warga. Namun Pak Mardjingun dengan bijaksana tetap mengajak warga untuk kerja bakti menyingkirkan pohon yang tumbang itu. “Jika kita tidak membantu, artinya kita pun tidak lebih baik dari mereka.” Pak Mardjingun memotivasi warga.
Setelah kejadian itu, Pak Pongah menjadi orang yang sangat baik dan dermawan kepada warga sekitar. Ternyata nama aslinya adalah Bapak Berbudi Bawa Jati.

Petuah Simbah : ” *Kalau kita berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, itu lumrah. Tetapi kalau kita berbuat baik kepada orang yang bersikap tidak baik kepada kita, itu baru istimewa.*?????☘??βœ‹?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *